Lepas COVID-19, Indonesia Masuk Peringkat 2 Kasus TBC
Pemerintah masih fokus pencegahan penyakit menular. Selepas Covid-19 kini muncul TBC, Indonesia masuk peringkat 2 kasus TBC.

Penderita Tuberkulosis di Indonesia sekarang meningkat, dari 824 ribu kasus pada tahun 2020, 2021 menjadi 969 ribu kasus per tahun. Dan Indonesia sudah menjadi ranking kedua kembali setelah India dalam jumlah kasus tuberkulosis dalam Global TB Report 2022. Penyakit ini kerap muncul pada musim hujan, kondisi cuaca yang terjadi di Indonesia saat ini.
Apa yang harus kita waspadai terhadap penyakit mematikan ini?
Tuberkulosis (TB) adalah penyakit yang ditularkan melalui udara yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis (MTB) yang biasanya menyerang paru-paru yang menyebabkan batuk parah, demam, dan nyeri dada.
Meskipun penelitian saat ini dalam empat tahun terakhir telah memberikan pemahaman berharga tentang penularan, diagnosis, dan pengobatan TB, masih banyak yang harus ditemukan untuk secara efektif mengurangi kejadian dan akhirnya memberantas TB.
Penyakit ini masih membebani kesehatan masyarakat, berada di urutan kedua setelah HIV/AIDS dalam menyebabkan angka kematian yang tinggi. Tinjauan ini akan menyoroti sejarah TB serta memberikan gambaran literatur saat ini tentang epidemiologi, patogenesis dan respon imun, pengobatan, dan pengendalian TB.
Bakteri tersebut biasanya menyerang paru-paru, namun bakteri TBC dapat menyerang bagian tubuh manapun seperti ginjal, tulang belakang, dan otak. Tidak semua orang yang terinfeksi bakteri TBC menjadi sakit. Akibatnya, ada dua kondisi terkait TB: infeksi TB laten (LTBI) dan penyakit TB. Jika tidak ditangani dengan baik, penyakit TBC bisa berakibat fatal.
Saat ini, penyakit TBC aktif diobati dengan terapi kombinasi yang terdiri dari tiga obat atau lebih (biasanya empat). Lama terapi untuk kasus TB baru adalah enam bulan, terdiri dari dua bulan pertama fase intensif, dilanjutkan dengan empat bulan fase lanjutan untuk memusnahkan sisa bakteri yang sudah memasuki keadaan dorman (tidur).
Untuk memantau perkembangan pengobatan, pemeriksaan dahak dilakukan 2 kali (selama dan pagi hari). Hasil pemeriksaan dinyatakan negatif jika kedua spesimen dahak negatif. Jika salah satu atau kedua spesimen positif, maka hasil pemeriksaan dahak juga positif.
Penemuan dan penyembuhan pasien TB menular secara signifikan akan menurunkan angka kesakitan dan kematian TB. Fokus utama DOTS (Directly Observed Treatment Shortcourse) adalah penemuan dan penyembuhan pasien, prioritas diberikan kepada pasien TB jenis menular. Strategi ini akan menghentikan penularan TB dan dengan demikian mengurangi kejadian TB di masyarakat. Menemukan dan menyembuhkan pasien adalah cara terbaik untuk mencegah penularan TB.
Tuberkulosis paru disebabkan ketika sistem kekebalan tubuh menurun. Kerentanan terhadap infeksi Mycobacterium tuberculosis sangat dipengaruhi oleh daya tahan tubuh seseorang saat itu. Penderita HIV AIDS atau orang dengan status gizi buruk lebih mudah tertular dan tertular TB.
Langkah pencegahan penularan dan pencegahan penyakit TBC adalah dengan selalu menerapkan adab batuk yaitu:
Langkah Pencegahan TBC
1. Saat batuk, gunakan masker
2. Saat tidak memakai masker dan batuk, tutup mulut dengan siku lalu cuci bagian yang terbuka dengan sabun dan air mengalir atau tutupi dengan tisu dan buang ke tempat sampah.
3. Jika ingin mengeluarkan dahak, buang dahak tersebut ke dalam toilet.
Selain 3 langkah tersebut, yang dapat mengurangi resiko penularan penyakit TB Paru adalah dengan memperhatikan infrastruktur pendukung di rumah seperti penerangan masuknya sinar matahari ke dalam rumah, ventilasi dan mencegah rumah agar tidak lembab.
Kemudian agar kita tidak tertular penyakit TBC yaitu dengan meningkatkan kekebalan tubuh dengan tidur yang cukup, makan sesuai kebutuhan gizi, rajin berolahraga dan menghindari faktor resiko lain yang dapat memicu terjadinya infeksi TBC.
Sumber gambar: kompas.id